PWI Sumsel Minta Wartawan Harus Taati Kode Etik Jurnalistik

MUSI RAWAS, Linggaupos.com-Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Sumatera Selatan (Sum-Sel),Dr Firdaus Komar beserta Sekretaris PWI Sumsel hingga Ketua Bidang Organisasi PWI.

Secara langsung melantik dan mengukuhkan kepengurusan PWI Kabupaten Musi Rawas (Mura) masa bhakti priode 2023 sampai 2026,yang berlangsung pada aula Pendopoan Rumah Dinas (Rumdin) Bupati Mura di Kota Lubuklinggau,Kamis (30/11).

Ketua PWI Kabupaten Mura Jhuan Silitonga dalam sambutannya mengucapkan ribuan terimakasih kepada Bupati Mura Hj Ratna Mahmud,yang mana telah mempasilitasi tempat prosesi acara kegiatan pengukuhan dan pelantikan pengurus PWI Mura hari ini.

” Selain dari pada itu juga,kami mengucapkan terimakasih kepada Ketua PWI Sumsel beserta rombongan,kepala OPD,kepala Badan,kepala Kantor,hingga perwakilan Mapolres Mura maupun ketua organisasi pers lainnya yang sudah berkenan hadir dalam kegiatan hari ini,”ucap Jhuan.

Jhuan Silitonga menjelaskan kegiatan pelantikan pengurus PWI Mura hari ini, merupakan pelantikan kepengurusan yang keempat.

Yang mana perintis awal organisasi PWI di Kabupaten Mura yakni kakanda Solihin, selanjutnya di komandoi saudara Nopiansyah hingga masa priode ke tiga maupun ke empat saya sendiri Jhuan Silitonga.

Dan dalam berjalannya kepengurusan PWI Mura ini juga mengalami perubahan,di mana saat ini sejalan dengan perubahan pers yang bertransportasi ke arah digital.

Guna beradaptasi ke arah jejak digital ini,PWI mempunyai gagasan untuk mengikut sertakan wartawan dalam Uji Kompetensi Wartawan (UKW).

Program UKW ini juga,lahir saat pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) di Provinsi Sumatera Selatan (Sum-Sel) tahun 2010 yang dipusatkan di Palembang.

Melalui program UKW ini,maka seluruh keanggotaan PWI diwajibkan mengikuti kegiatan UKW.

Karena dengan mengikuti UKW tersebut,tentu banyak hal dan ilmu yang didapat.

” Yakni meningkatkan keterampilan, meningkatkan wawasan,dan yang paling penting memahami etika jurnalistik dalam menjalani tugas sebagai wartawan,”jelas Jhuan.

Ia mengungkapkan untuk jumlah keanggotaan kepengurusan PWI Mura,sebanyak 40 orang anggota dan dari 40 orang diantara ada 24 orang yang telah mengikuti UKW.

Selanjutnya bagi yang belum mengikuti UKW,maka menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bersama agar tetap terus dapat mengikuti kegiatan UKW.

Kemudian 24 orang yang sudah mengikuti kegiatan UKW tersebut,ada jenjang masing-masing.

Mulai dari jenjang anggota muda,anggota utama hingga anggota madya.dikarenakan begitu pentingnya UKW supaya dapat diselenggarakan secara rutin setiap daerah khususnya Kabupaten Mura.

Sehingga nantinya diharapkan dapat menghasilkan wartawan yang terampil,beretika,berdedikasi,profesional dan bermanfaat.

Sesuai dengan tema pelantikan hari ini,wujudkan pers terdepan terampil,beretika,berdedikasi,profesional dan bermanfaat.tema ini juga menjadi visi maupun misi kepengurusan PWI Mura yang disepakati pada priode tahun lalu.

Dan dilanjutkan supaya dapat dituntaskan pada masa tiga tahun kedepan, kepengurusan PWI Mura saat ini juga menyepakati untuk menjalankan tiga misi.

Sebagai implementasi dari visi tersebut,yakni memperjuangkan kepentingan pers,mencerdaskan masyarakat dan bersinergi serta berkontribusi dalam pembangunan daerah.

Sedangkan untuk program prioritas PWI Mura yang akan dituntaskan pada masa tiga tahun kedepan,selain terlaksananya UKW,juga akan ditingkatkan studio informasi sebagai ruang diskusi publik.

Yang akan memproduksi berbagai informasi melalui program yang dikemas dalam topshow,forces (for scientific studies) dan bincang-bincang cerdas.

Dengan tujuan untuk menggapai pers yang sehat,masyarakat cerdas dan Musi Rawas Mantab seperti tagline hari ini.

” Sehingga tercipta pers Musi Rawas terdepan dapat tercapai,guna terwujudnya hal itu maka dibutuhkan dukungan baik itu Pemkab Mura maupun mitra kerja PWI dan yang terpenting solidaritas seluruh anggota  kepengurusan PWI Mura,”ungkap Jhuan.

Sementara itu Ketua PWI Sumsel Dr Firdaus Komar memaparkan bahwa organisasi PWI ini, merupakan organisasi yang tertua di Indonesia.

Karena lahirnya organisasi PWI ini,pada 9 Januari tahun 1946 di Solo Surakarta.makanya meskipun diterjang berbagai persoalan maupun persoalan tetapi PWI masih ada tips terhadap suatu persoalan.

Setelah negara reformasi sehingga bermunculan berbagai organisasi-organisasi pers,namun kami tetap selalu fokus ke organisasi PWI dan tidak keluar dari PWI.

Kemudian meskipun di masa-masa sulit seperti sekarang ini PWI masi bisah hadir,mulai masa pandemi bencana alam Corona Virus Desease (Covid-19) hinga masa transisi PWI selalu memberikan kontribusi dan beradaptasi.

Sehingga PWI itu selalu ada dan sudah memasuki usia 78 tahun tidak bergeser,karena di pilosofi PWI itu hadir untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebab PWI itu lahir bukan untuk PWI sendiri melainkan untuk negara Indonesia,jadi apapun bentuk yang kami berikan baik berupa tulisan maupun yang lain sebagainya semata-mata untuk negara.

Jadi mohon maaf jika ada oknum wartawan yang tergabung dalam kepengurusan PWI,yang memang tidak sesuai dengan kaida dari organisasi PWI maka akan dilakukan proses perbaikan,penindakan hingga pemecatan sekaligus.

” Apalagi dalam menjalankan tugasnya,tidak sesuai dengan visi-misi PWI.selain dari pada itu saya ucapkan selamat kepada seluruh kepengurusan PWI Mura yang baru saja dilantik,”papar Firdaus Komar.

Ketua PWI Sumsel menuturkan,fungsi pers itu melaksanakan Undang-Undang (UU) nomor 40 tahun 1999 tentang pers.

Selain itu fungsi pers juga ada lima,tak perlu saya sebutkan sala satunya memberikan edukasi,kontrol sosial dan yang paling penting PWI bukan tujuan hanyalah sarana atau wadah.

Mengapa saya katakan PWI bukan tujuan,karena PWI ini untuk menambahkan amal ibada yang kita punya dalam mengabdi itu terpenting.

” Kemudian yang terpenting dalam menjalankan tugas sebagai wartawan ataupun jurnalis, mentaati kode etik dalam bertugas,”tutur Firdaus Komar.

Firdaus Komar juga menegaskan terkait desas desus informasi yang sudah menyebar dikalangan awak media,tentang adanya oknum wartawan ataupun oknum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Yang bertugas di Kota Lubuklinggau maupun Kabupaten Mura telah masuk dalam target Operasi Tangkap Tangan (OTT) pihak kepolisian Mapolres Kota Lubuklinggau.

Maka dari itu saya berharap kepada wartawan dalam melaksanakan tugas dapat dijalankan dengan benar,apalagi sudah masuk target OTT pihak kepolisian.

Artinya sudah ada semacam perbuatan yang melampaui batas,untuk itu lakukan tugas dan fungsinya secara profesional patuhi aturan.

Oleh sebab itu jika itu benar-benar ada,maka pihak kepolisian jangan terlalu lama untuk menetapkan menjadi tersangka pada oknum-oknum tersebut.

Apabilah oknum-oknum tersebut melangar aturan yang bisah dipidanakan,selaku ketua PWI hal itu tugas pihak kepolisian jika memang terbukti bersalah boleh-boleh saja diproses secara hukum.

Selain itu saya meminta baik itu wartawan yang tergabung dalam organisasi PWI maupun organisasi-organisasi pers lainnya.

” Supaya dapat menjalankan tugas dengan baik dan harus mentaati kode etik jurnalistik,,begitu juga dengan oknum LSMnya lakukan tugas sesuai tupoksinya masing-masing,”tegas Firdaus Komar.(Zul)

Tinggalkan Balasan